Beranda | Artikel
Menjaga Kesucian Anak
5 hari lalu

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Menjaga Kesucian Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 14 Safar 1446 H / 18 Agustus 2024 M.

Kajian Tentang Menjaga Kesucian Anak

Salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah kesucian diri, kebersihan hati, kejernihan otak, dan iman yang terjaga. Tidak semua orang dikaruniai oleh Allah hal ini, sehingga ketika mendapatkannya, kita harus bersyukur. Bagaimana cara mensyukurinya? Dengan menjaga kebersihan dan kesucian diri dari hal-hal yang bisa mengotorinya, seperti dosa dan maksiat.

Kesucian bisa diumpamakan seperti sesuatu yang putih, sementara dosa dan maksiat adalah sesuatu yang hitam. Putihnya kesucian bisa berubah menjadi hitam karena dosa dan maksiat.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur’an:

 قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ ‎﴿٣٠﴾‏ 

“Katakanlah kepada orang-orang mukmin, “Hendaklah mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur [24]: 30)

Dalam ayat ini, kita diperintahkan untuk melakukan dua hal: pertama, menundukkan pandangan mata; kedua, menjaga kemaluan. Menundukkan pandangan mata berarti mengalihkan pandangan dari hal-hal yang tidak boleh dilihat. Sesuatu yang halal untuk dilihat, seperti pasangan sendiri, tentu boleh, namun yang tidak halal, seperti melihat istri orang lain, itulah yang harus dihindari.

Kenapa Allah menghubungkan antara mata dengan kemaluan? Karena biasanya orang yang tidak menjaga pandangannya akan sulit menjaga kemaluannya. Sebaliknya, orang yang menundukkan pandangannya akan lebih mudah menjaga kemaluannya. Oleh karena itu, Allah menggabungkan dua perintah ini: tundukkan pandangan dan jaga kemaluan.

Menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan membuat diri kita lebih suci. Sebaliknya, jika kita tidak menundukkan pandangan dan tidak menjaga kemaluan, itu akan menodai kesucian diri. Perintah ini berlaku untuk semua, baik yang muda maupun yang tua.

Bukan hanya anak muda yang harus menjaga pandangannya, orang tua pun harus melakukannya. Faktanya, banyak orang tua yang masih terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Pepatah mengatakan, “Tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi-jadi.” Na’udzubillahi min dzalik, semoga kita terhindar dari perbuatan seperti itu.

Menundukkan pandangan mata akan menjauhkan kita dari dosa dan maksiat, sementara mengumbar pandangan akan memudahkan jalan menuju perbuatan maksiat. Maka, hati-hatilah dalam menjaga pandangan mata kita, karena itu adalah kunci untuk menjaga kesucian diri.

Bahaya Jelalatan dan Pentingnya Menundukkan Pandangan

Orang yang biasa jelalatan memiliki dua kemungkinan. Pertama, ia bisa saja terjerumus ke dalam perzinaan. Kedua, meskipun tidak berzina, ia tidak dapat menyalurkan syahwatnya, sehingga hatinya menjadi gelisah. Kemungkinan pertama adalah ketika seseorang yang sering jelalatan akhirnya memiliki kesempatan untuk berzina. Jika ia melakukannya, maka ia telah menodai kesucian diri dan kehormatan orang lain. Korban dari perbuatan ini bukan hanya dirinya, tetapi juga orang lain, sehingga keduanya rusak.

Kemungkinan kedua adalah ketika orang tersebut tidak bisa menyalurkan syahwatnya karena berbagai alasan, seperti tidak punya uang atau tidak ada orang yang mau diajak berzina. Akhirnya, ia hanya bisa menahan syahwatnya, dan ini membuat hatinya menjadi gelisah.

Orang yang sudah kecanduan pornografi akan sulit untuk berpikir, sulit untuk khusyuk dalam shalat, dan susah fokus dalam mengaji. Semua ini terjadi karena ia menyalahi perintah Allah yang menyuruh kita untuk menundukkan pandangan mata, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Menundukkan pandangan mata bukan hanya saat berada di luar rumah, tetapi juga saat menggunakan media sosial atau perangkat elektronik.

Contoh di dunia nyata adalah saat sedang berjalan-jalan, berolahraga, atau berbelanja. Kita harus menundukkan pandangan agar tidak tergoda dan tidak membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan yang orang lain miliki. Jangan sampai pulang dengan perasaan gelisah hanya karena melihat sesuatu yang lebih menarik di jalan daripada apa yang ada di rumah.

Di dunia maya, kita juga perlu berhati-hati, terutama saat menggunakan ponsel, laptop, atau komputer. Ranjau setan bisa muncul di mana saja, termasuk dalam grup-grup yang tidak terjaga adab dan etikanya. Misalnya, ketika bertemu kembali dengan teman lama melalui media sosial, bisa muncul godaan untuk kembali merajut hubungan yang telah lama berlalu, yang dikenal dengan istilah “CLBK” (Cinta Lama Bersemi Kembali). Hal ini bisa merusak keharmonisan rumah tangga.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan perangkat elektronik dan menjaga pandangan, karena hal tersebut hanya akan membawa kerugian dan tidak ada manfaatnya.

Mengumbar pandangan mata, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, tidak ada untungnya. Ada yang berpikir bahwa mengikuti nafsu bisa memberikan kepuasan, tetapi kenyataannya, nafsu tidak pernah puas jika terus dituruti. Nafsu itu seperti orang yang kehausan lalu minum air laut. Semakin diminum, semakin haus. Bahkan, orang tersebut bisa tercekik dan mati. Menuruti nafsu tidak akan pernah sampai pada titik puas, maka dari itu harus dilawan dengan cara menundukkan pandangan.

Menjaga Kesucian Anak

Perintah untuk menundukkan pandangan mata ini berlaku untuk semua, baik yang tua maupun yang muda. Terlebih lagi bagi yang muda, karena syahwat mereka lebih besar dibandingkan dengan orang yang sudah lanjut usia. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat memahami hal ini, sehingga beliau berusaha menjaga generasi muda dengan sungguh-sungguh.

Ada sebuah kisah yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dituturkan oleh Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, tentang kejadian yang dialami oleh saudaranya, Al-Fadl. Suatu hari, Al-Fadl membonceng Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas unta. Saat itu, seorang wanita dari suku Khats’am datang meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Al-Fadl adalah seorang pemuda yang tampan, sementara wanita tersebut juga cantik.

Ketika Al-Fadl melihat wanita itu, ia terus memandanginya, dan wanita tersebut juga terus memandang Al-Fadl. Melihat hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam segera mengalihkan wajah Al-Fadl ke arah yang lain. Namun, Al-Fadl kembali menoleh dan memandang wanita tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengalihkan wajahnya lagi. Hal ini terjadi sampai tiga kali.

Di akhir kejadian, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

يَا ابْنَ أَخِي إِنَّ هَذَا يَوْمٌ مَنْ مَلَكَ فِيهِ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ وَلِسَانَهُ غُفِرَ لَهُ 

“Wahai ponakanku, pada hari ini, barangsiapa yang menjaga telinga, mata, dan lisannya, maka dosa-dosanya akan diampuni.” (HR. Ahmad)

Para ulama masih berbeda pendapat dalam menilai riwayat ini. Ada yang mengatakan sanadnya sahih, ada pula yang mengatakan sanadnya lemah. Namun, intinya adalah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak membiarkan anak muda tersebut menodai kesuciannya. Nabi juga tidak berasumsi seperti kebanyakan orang tua hari ini, yang berpikir “tidak apa-apa, masih muda.”

Maka mari kita jaga kesucian anak-anak kita. Mulailah dari diri kita sebagai orang tua. Kita harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Hindari hal-hal yang tidak ada manfaatnya, terutama yang berpotensi menjerumuskan pada perzinaan, baik zina mata, zina telinga, maupun zina mulut. Jika kita mampu mengekang nafsu ini, maka hati kita akan tenang dan tenteram.

Betapa banyak rumah tangga yang hancur hanya karena sebuah benda kecil, yaitu HP. Bayangkan, rumah tangga yang sudah puluhan tahun harmonis bisa rusak karena benda ini. Waktu dihabiskan untuk bermain media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, atau bahkan TikTok.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54398-menjaga-kesucian-anak/